Satu hal yang menurut saya menjadi pembeda antara Nahdliyyin dengan yang lainnya adalah keyakinannya kepada konsep berkah.
Berkah yang dalam bahasa arab disebut dengan barokah adalah ziyadatul Khair atau bertambahnya kebaikan, artinya apa yang kita lakukan itu dikatakan mengandung keberkahan, jika dapat menghasilkan sesuatu yang baik bagi kita.
Uniknya, warga NU atau Nahdliyyin mengaitkan kebaikan itu tidak melulu kepada sesuatu yang terkait dengan materi atau kebendaan, seperti bertambahnya harta atau kekayaan, tapi justru lebih kepada hal hal yang bersifat rohani, seperti kebahagiaan, ketentraman dan ketenangan hidup. Bahkan mereka rela mengeluarkan sebagian hartanya untuk meraih dan mendapatkan keberkahan.
Berkah merupakan sentrum dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh warga Nahdliyyin, apapun kegiatan yang akan dilakukan, apapun pekerjaan yang akan dilaksanakan, bahkan dalam segala hal yang menyangkut seluruh aspek dalam kehidupannya, pasti terkait atau dikaitkan dengan keberkahan.
Warga NU atau Nahdliyyin, rela melepaskan sesuatu yang nampak bernilai secara materil jika didalamnya tidak mengandung unsur keberkahan, sebaliknya mereka siap melakukan apapun dan mengerahkan segala daya dan upaya untuk menuju dan mendapatkan sesuatu yang dipercaya mengandung keberkahan.
Tidak heran, jika tempat tempat ziarah wali songo selalu ramai didatangi oleh para pemburu berkah yang Sebagian besar merupakan nahdliyyin, karena mereka meyakini bahwa di tempat tempat tersebut terkandung banyak sekali keberkahan yang dapat mereka peroleh, tidak aneh pula jika rumah para kiai, terutama kiai sepuh tidak pernah sepi dari para nahdliyyin yang bertamu untuk meminta, saran, nasihat, do’a dan tentu saja berkah atau dalam istilah lain disebut tabarrukan, karena mereka percaya dalam diri sang kiai terpancar keberkahan yang dapat membawa kebaikan bagi kehidupan mereka.
Maka wajar jika dalam setiap perhelatan yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama, pasti mampu mendatangkan massa dalam jumlah yang sangat besar, bahkan di tingkatan Ranting NU, yang merupakan tingkat terendah dalam struktur kepengurusan NU,- akan dihadiri oleh minimal ratusan jama’ah yang datang untuk “ngalap berkah” dengan para kiai yang hadir.
Apalagi perhelatan akbar seperti peringatan satu abad NU yang baru saja dilaksanakan di GOR Delta Sidoarjo, yang dihadiri oleh ratusan kiai kiai ‘alim, baik yang muda maupun yang sepuh, baik yang masyhur maupun yang mastur, tentu menjadi magnet yang luar biasa besar bagi para nahdliyyin untuk hadir di tempat tersebut.
Jutaan Nahdliyyin yang berasal dari segala penjuru Nusantara tumpah ruah di stadion gelora delta Sidoarjo dan sekitarnya memburu berkahnya para kiai, memburu berkahnya NU, dan berharap diakui sebagai santrinya Syaikh Hasyim Asy’ari.
Fenomana ini saya rasa hanya ada dalam tubuh Nahdlatul Ulama, saya belum melihat ada ormas yang dicintai sedemikian rupa oleh anggotanya sebagaimana para Nahdliyyin mencintai Nahdlatul Ulama, para Nahdliyyin ini begitu yakin dan percaya bahwa kecintaannya terhadap NU akan membawa keberkahan yang buahnya adalah kebaikan kebaikan yang akan didapatkan baik di Dunia maupun di Akhirat.
Jika sudut pandang ini kita gunakan untuk melihat sisi spiritualitas warga NU, maka saya meyakini bahwa warga NU merupakan umat Islam yang memiliki tingkat spritualitas yang sangat tinggi dan visioner, karena dalam setiap aspeknya -entah disadari atau tidak- selalu mengaitkan tindakannya untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Kini, NU sudah memasuki abad yang kedua, semakin besar tantangan yang akan dihadapi oleh organisasi ini, tapi saya meyakini bahwa NU akan semakin kuat, semakin jaya, dan semakin menjadi berkah bagi semuanya.
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link