Kesenian sebagai bagian dari kebudayaan merupakan salah satu sarana pemenuhan mengenai seluruh kebutuhan manusia, termasuk di dalamnya yaitu tari lengger. Kesenian adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat yang selalu hidup sebagai bentuk ekspresi kelompok. Setiap daerah memiliki karakter yang berbeda-beda sesuai dengan warisan leluhur, tidak terkecuali kesenian yang ada di Wonosobo ini.
Sebagaimana seni tari adalah salah satu seni yang populer di kalangan masyarakat. Seni tari ditampilkan dengan gerak tubuh yang dilakukan manusia. Bahasan sederhananya, seni tari dapat diartikan sebagai suatu seni hasil ciptaan manusia yang menggunakan tubuh manusia.
Setiap gerakan tubuh manusia dalam seni tari berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan yang ingin dikomunikasikan oleh penciptanya. Sebagaimana menurut Soedarsono seorang seniman, guru besar bidang tari dan sejarah budaya, tari berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tari upacara( ritual) tari bergembira atau tari pergaulan yang juga disebut tari sosial dan tari teatrikal atau tontonan.
Ambil contoh tari tradisi, Pertanu salah satu kesenian tari tradisi di Wonosobo juga yang menjadi indah dan koreografi tari, terinspirasi dari gerakan sehari-hari ketika berada di sawah bercocok tanam. Hanya saja dibalut atau dicocokan dengan estetika koreografi tari.
Tari Upacara. Fungsi tari sebagai upacara biasanya bersifat sakral dan magis, turun temurun dan unsur keindahan kurang diperhatikan. Tari tersebut mempunyai peran penting pada masyarakat. Seni tari sebagai bagian dari ritual atau upacara tentunya bukan menjadi hal yang asing, terlebih bagi masyarakat Indonesia. Ada banyak jenis tarian yang dilakukan untuk ritual atau upacara adat ataupun ibadah.
Fungsi seni tari ini sendiri pada umumnya bersifat sakral, sehingga terdapat standar khusus baik dari segi tempat, penari, iringan musik, tata rias dan busana, tempat pentas, waktu pelaksanaan dan standar lainnya.
Fungsi ini dapat ditemukan pada jenis tarian ritual atau upacara yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu contohnya ialah tari lengger yang ditampilkan pada nyadran di desa-desa terutama Wonosobo sendiri. Jika ada suatu daerah ketika syukuran bersih desa selalu menampilkan wayang atau kesenian lainnya. Maka untuk menggelar pentas tari lengger pun sama. Bahkan nantirnya aura sakral dan khusyu’ ketika memasuki momentum tari tertentu pada lengger itu sendiri.
Selain sebagai wahana ekspresi ritus, tari sebagai hiburan sosial, maupun pelepasan kejiwaan, tari sebagai cerminan nilai diri atau sebuah kegiatan estetik dalam dirinya sendiri, dan tari sebagai cerminan pola kegiatan ekonomi. Semua fungsi tersebut tercermin dalam pertunjukan tari lengger yang sering ditampikan ini.
Tari lengger bersifat sakral karena berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan roh leluhur, sarana komunikasi tersebut melalui topeng yang digunakan oleh penari lengger yaitu topeng-topeng pada pentas lengger tersebut sehingga penari yang mengenakan topeng akan mengalami trance atau kesurupan. Hal ini adalah bagian dari kearifan dan sebelum pentas dilakukan tentu seorang penari akan berdoa memanjatkan asma Gusti Allah yang tentunya dilangitkan mendoakan para leluhurnya.
Momentum inilah yang membuat para generasi penari tari lengger mengingat jasa pendahulunya sehingga sebisa mungkin meneruskan kebudayaan ini. Sebab ini adalah bagian dari dakwah para Wali terdahulu yang menyerukan pesan agama dengan santun, amsal atau simbol-simbol yang intinya mencerahkan dan membawa pesan kebaikan tidak sekadar omong kosong, tetapi sebuah laku yang ditampilkan.
Penari lengger membawakan tariannya dengan lepas tanpa ada beban pikiran yang mengganggunya atau beban pekerjaan, meninggalkan sejenak pikiran pekerjaan untuk menghibur diri sendiri ataupun orang lain karena menari sebagai salah satu wadah penari untuk melepas kejenuhan, kepenatan saat bekerja, dengan menari bisa mengungkapkan kebahagiaan melalui gerak-gerak tari dan ekspresi tari.
Penari lengger saat menari dengan penuh kejiwaan, mereka melakukan dengan totalitas dan berusaha mengungkapkan ekspresi melalui gerakan yang ditarikan, tidak jarang mereka sedang sakit atau kelelahan kemudian saat menari diatas panggung seketika itu juga terasa hilang rasa sakit dan lelahnya sehingga mampu menghayati dan mampu menampilkan yang baik. Setiap pergerakan mereka atur dengan penjiwaan sehingga mampu membangkitkan kesan yang mendalam baik itu bagi penari maupun penonton yang menyaksikan pertunjukan. Gerakan-gerakan diselaraskan dengan alunan gamelan dijiwai dengan hati yang tenang sesuai dengan lelaku dalam memaknai kehidupan. Wallahu a’lam bisshowab.
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link