Sebagian orang tidak mengetahui sejarah awal mula tulisan (rasm) Arab. Mereka hanya mengetahui tulisan Arab sebagaimana yang tercetak dalam mushaf saat ini. Lantas apakah tulisan Arab turun seperti dalam bentuk yang terlihat sekarang ini secara tauqifi atau berevolusi melalui sebuah sejarah panjang berabad-abad tahun yang lalu ? berbeda dengan sejarah asal-usul bangsa Arab yang telah disepakati, sejarah asal-usul tulisan Arab mengalami beberapa versi aliran pendapat.
Selain bukti sebuah prasasti dan batu-batu yang masih bisa dilihat, dalam beberapa literatur sejarah juga tertulis bahwa tulisan Arab bukanlah tulisan asli orang Arab akan tetapi adopsi dari tulisan Mesir kuno (Hiegrolif) dan disebarkan oleh orang-orang Finiq ke seluruh dunia, dimodifikasi oleh mereka dan disebar dalam bentuk abjad. Kemudian disempurnakan oleh orang Nabat menjadi abjad Arab.
Bentuk rasm persis seperti huruf hijaiyah sekarang ini hanya saja ketika itu hanya berjumlah 16 huruf konsonan tanpa tanda diakritik dan tanda baca. Dalam fase berikutnya barulah muncul tokoh-tokoh yang berjasa menyempurnakan rasm tersebut. Yaitu adanya penambahan titik pada huruf, harakat, syakl, tanda sukun, tasydid, hamzah dan masih banyak lagi.
Sementara itu, dalam Islam terdapat sumber riwayat yang dapat dijadikan rujukan. Meskipun, sumber berbentuk riwayat tetap harus diverifikasi kebenarannya. Riwayat kitab rujukan tertulis bahwa orang yang pertama kali menulis dalam tulisan Arab adalah Nabi Adam ‘alayhi as-Salām. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 31 :
وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Lantas huruf seperti apa tulisan itu? Dalam Riwayat mengatakan bentuk tulisan persis seperti huruf hijaiyah yang terdapat dalam mushaf sekarang ini. Hal itu merupakan tauqīfī yang berasal dari Allah Ṣubḥānahū Wa ta’ālā. Dalam tataran keislaman, sumber berbentuk riwayat perlu ditelisik keabsahannya sebab dalam riwayat kemungkinan mengandung israiliyat.
Selain Nabi Adam, manusia pertama yang menulis Arab adalah Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim. Dalam Riwayat dikatakan bahwa pembelajaran dimulai dari Nabi Idris (dari kata darasa). Sekali lagi, meskipun kelemahan sejarah versi riwayat sulit diverifikasi. Dengan demikian, menurut ulama kuno awal mula tulisan Arab itu berasal dari Nabi sedangkan menurut ulama kontemporer itu berbentuk bukti (prasasti) yang ditemukan seperti musnad tulisan abjad Arab kuno yang terpahat di batu-batu atau melalui sejarah proses pembentukan berabad tahun yang lalu.
Namun faktanya, al-Quran tidak ditulis dengan musnad akan tetapi ditulis dengan tulisan syimalī yaitu tulisan Arab yang berasal dari Arab Utara. Al-Quran itu berbentuk syimalī (huruf hijaī) dari Nabi Adam, Idris, dan Ismail. Berbentuk huruf hijaī yang susunannya seperti huruf hijaiyah saat ini dan itu merupakan tauqifī. Selanjutnya tulisan diajarkan oleh penduduk kota suku Anbar (salah satu provinsi di Irak). Ketika itu Irak menjadi pusat peradaban ilmu dan kebudayaan. Salah satu kota yang maju akan tetapi dihancurkan oleh tentara mongol (Hulagu Khan).
Pertanyaannya, bagaimana tulisan Arab bisa masuk ke Quraisy (Arab) ? dalam Riwayat disebutkan bahwa tulisan Arab dibawa oleh Bisyr Bin Abdul Malik ke Quraisy (Arab). Bisyr Menikah dengan orang Quraisy yaitu Syuhbab Binti Harb Bin Umayyah. Bisyr mengajarkan tulisan pada ayah istrinya yaitu Harb Bin Umayyah serta menyebarkan tulisan itu. Bisyr juga mengajari saudara lelakinya Sufyan bin Harb bin Umayyah. Dalam sebuah sumber juga mengatakan Muawiyah dan Umar Bin Khattab termasuk sosok yang bisa menulis saat zaman jahiliyah dimana ketika itu jarang sekali ditemukan orang yang pandai menulis dan membaca.
Fakta lainnya bahwa Al-Quran ditulis hanya berbentuk rasm (fisik tulisan). Belum dibubuhi dhabt (tanda huruf) maupun syakl (tanda baca). Orang Arab saat itu tidak kewalahan membaca tulisan rasm itu sebab terdapat dzauq (intuisi). Berbeda dengan orang non-Arab yang kesulitan membaca al-Qur`an sebab tidak terbiasa dengan tulisan Arab. Hal inilah yang kemudian menjadi problem yang mengkhawatirkan sebab takut terjadi laḥn (kesalahan membaca al-Qur`an) sehingga menuntut adanya penyempurnaan tulisan. Fase berikutnya muncul tokoh-tokoh yang berjasa menyempurnakan rasm itu. Seperti pakar nahwu, Abu Aswad ad-Duwali yang menciptakan I’rab atau tanda baca.
Jejak Abu Aswad diteruskan oleh Naṣr ibn Aṣīm dan Yaḥya ibn Ya’mar menambahkan tanda titik huruf. Seorang cendekiawan, al-Khalīl ibn Aḥmad al-Farāhidī berjasa membenahi dan menambah harakat seperti sukun, tasydid, hamzah, harakat panjang dan sebagainya sebagaimana al-Qur`an yang kita baca sekarang ini. Wallahu a’lam.
Catatan: Disadur dari Tārīkh al-Qur`ān, ‘Abdu al-Ṣabūr Syāhīn dan Wikipedia Abjad Ibrani Kuno.
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link